Jumat, 29 Juni 2012

Phobia/Fobia


PHOBIA ( KETAKUTAN )

A. PENGERTIAN PHOBIA

Phobia adalah takut yang tak yang beralasan, tidak sesuai dengan keadaanya, tidak dapat dikendalikan sehingga sipenderita berusaha menghidari objek atau keadaan yang ditakuti itu. Ketakutan itu bisa normal atau abnormal, garis pemisah sering merupakan masalah misalnya takut terbang, takut pada laba-laba dan takur ketinggian. Defenisi phobia menurut kamus psikologi adalah suatu ketakutan yang kuat, terus menerus dan irasional dengan ditimbulkan oleh suatu perangsang atau situasi khusus, seperti auatu ketakutan yang abnormal terhadap tempat tertentu. Sementara kartini kartono (1989:112) mendefinisikan phobia sebagai ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional tidak bisa dikontrol terhadap suatu situasi terhadap objek tertentu. Semua phobia adalah ketajutan yang taj beralasan, yang bertalian dengan perasaan bersalah atau pun malu, ditekan. Kemudian berubah takut pada suatu yang lain, dengan begitu terpendamlah konflik atau frustasi yang dialaminya. Jadi phobia adalah rasa takut yang berlebihan kepada suatu hal atau fenomena yang membuat hidup seseorang yang menderitanya terhambat.

B. FOKTOR PENYEBAB PHOBIA

Menurut kartini kartono phobia dapat disebabkan oleh:

1. Pernah mengalami ketakutan yang hebat
2. Pengalaman asli ini dibarengi rasa malu dan rasa bersalah kemudian semua ditekan untuk melupakan kejadian-kejadian tersebut.
3. Jika mengalami stimulus yang sama akan timbul respon yang bersyarat kembali, sungguhpun peristiwa pengalaman yang asli sudah dilupakan. Respon-respon ketakutan hebat selalu timbul kembali sungguhpun ada usaha-usaha untuk menekan dan melenyepkan respon tersebut.

C. TANDA-TANDA PHOBIA

 Adapun tanda-tanda orang phobia adalah sebagai berikut:

1. Perasaan takutnya intens dan mengganggu kegiatan sehari-hari penderita apabila dihadapkan dengan situsi yang menurutnya menakutkan itu.
2. Biasanya disertai sindrom-sindrom lain seperi gelisah mudah tersinggung, pusing, sakit punggung, sakit perut dll. Adapun tanda- tanda phobia yang lainnya adalah: jantung berdebar kencang, kesulitan mengatur nafas, dada terasa sakit, wajah memerah dan berkeringat, gemetar, pusing, mulut terasa kering, merasa lemas.

D. BEBERAPA KASUS PHOBIA

Susan adalah siswa sekolah dasar, dia duduk di kelas 6 SD. Ia takut untuk pergi sekolah, seolah- olah sekolah itu penjara bagi dia. Sekolah itu seakan- akan menutup kegiatannya yang ingin dilakukannya. Semua itu menurut pandangan dia. Dia tidak pernah senang berada disekolah, karena ia merasa cemas,takut akan diledekin sama teman- temannya. Padahal teman-temannya memperlakukan dia biasa saja. Kasus lainnya yaitu Fictoria adalah seorang anak perempuan yang berumur 17 tahun. Dia takut berada pada ruangan tertutup, dan gelap, seperti bioskop dan lain- lain. Ketika dia tiba di bioskop tersebut dia akan berteriak- teriak karena seakan- akan dia melihat sesuatu yang mistik. Karena kelakukan dia yang seperti itu membuat semua orang gaduh, sebab apa yang dia rasakan itu sebenarnya tidak ada.

CARA MENGATASI :
a. Terapi berbicara

Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:

1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.

b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.

c. Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan.

Terdapat 3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:
1. Antidepresan: obat ini sering diresepkan untuk mengurangi rasa cemas, penggunaannya dizinkan untuk mengatasi fobia yang berhubungan dengan sosial (social phobia).

2. Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang mengandung turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan obat tersebut berhubungan efek ketergantungan.

3. Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan untuk mengobati masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak jantung tak beraturan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar